Seorang mukmin tidak akan terlena dengan kehidupan dunia yang fana (sementara) dan penuh dengan senda gurau. Namun, ia akan mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Dari Abu Ya’la Syaddad bin Aus, dari Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda :”Orang yang cerdas adalah mereka yang mampu menahan hawa nafsunya dan beramal (berbekal) untuk kehidupan setelah mati. Orang yang bodoh adalah mereka yang mengumbar hawa nafsunya dan berangan-angan kepada Allah (diampuni dosa-dosanya).” (HR. At-Tirmidzi).
Bekal Untuk Pulang Ke Kampung Akhirat
Di antara amal-amal yang harus dimiliki oleh setiap muslim dalam mempersiapkan bekal terbaik untuk pulang ke kampung akhirat adalah : Menyebarkan salam, memberi makanan, shilaturrahim, dan qiyaumil lail, senantiasa beristighfar (terutama di waktu sahur), tafakur, dan tadabbur terhadap ciptaan Allah.
Dari Abdullah bin Salam, ia berkata, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Wahai manusia, sebarkanlah salam, berilah makanan, sambungkanlah kasih sayang, dan sholatlah di malam ketika manusia sedang tidur. Pasti kalian akan masuk surga dengan selamat.” (HR. Ibnu Majah : 3242).
Doa Sakaratul Maut
Selain mengerjakan segala perintah dan menjauhi larangan Allah, salah satu persiapan bekal ke akhirat adalah membaca doa sakaratul maut. Ada beberapa doa sakaratul yang dicontohkan oleh Nabi.
Dari Siti Aisyah radhiyallahu ‘anha beliau menceritakan :
“Aku pernah mendengar Nabi shollallahu ‘alaihi wa sallam berdoa seraya menyandarkan (kepalanya) kepadaku. “Ya Allah, ampunilah daku, rahmatilah daku, dan himpunlah daku dalam rifqul a’ala” (HR. Bukhari dan Muslim)
Allahumma inna nas aluka salaamatan fid diin, wa ‘aafiyatan fil jasad. Wa ziyyadatan fil ‘ilmi, wabarokatan di rizqi, wa taubatan qoblal maut, warohmatan indal maut, wa maghfirotan ba’dal maut.
Allahumma hawwin ‘alainaa fii sakarootil maut, wan najaata minan naar, wal ‘afwa indal hisaab.
Artinya : Ya Allah, sesungguhnya kami memohon kepada-Mu keselamatan ketika beragama, kesehatan badan, limpahan ilmu, keberkahan rizqi, taubat sebelum datangnya maut, rahmat pada saat datangnya maut, dan ampunan setelah datangnya maut.”
“Ya Allah, mudahkanlah kami dalam menghadapi sakaratul maut, berikanlah kami keselamatan dari api neraka, dan ampunan pada saat hisab.”
Siti Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata, “Aku tak percaya bahwa rasa sakit saat ajal seseorang yang lain lebih ringan daripada rasa sakit saat kematian Rasulullah seperti kusaksikan”
Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam berdoa :
“Ya Allah Tuhanku, sesungguhnya Engkau mengambil nyawa dari ruas sendi, tulang belulang bahkan dari ujung jari. Ya Allah Tuhanku, mudahkanlah kematian itu untukku.”
Sunah-Sunnah Ketika Ajal Akan Datang
Orang yang sedang sakit, terutama sakit parah maka disunnahkan untuk mengucapkan sesuatu kepada sanak keluarga dan sahabatnya. Katakanlah kepada mereka untuk menegur dan mengingatkan dirinya dengan tutur kata yang lembut jika mereka melihat kelalaian pada dirinya.
Selain itu, orang yang sedang menghadapi naza’ (wafat), hendaklah memperbanyak mengucapkan tahlil agar kalimat ini merupakan perkataan terakhir yang keluar dari mulutnya.
Dalam kitab Sunan Abu Daud, melalui Mu’adz ibnu Jabal radhiyallahu ‘anhu menceritakan bahwa Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Barangsiapa akhir kalimatnya adalah La ila illallah, niscaya dia masuk surga.”
Jika orang sedang sakit tersebut tidak mampu mengucapkan kalimat tahlil sendiri, maka hendaklah ditalqinkan oleh orang yang hadir. Talqinkanlah dengan suara yang lembur agar tidak mengganggunya.