Penyebab dan Faktor Risiko Terkena Anemia Aplastik

Penyebab dan Faktor Risiko Terkena Anemia Aplastik

Salah satu penyakit darah yang perlu diwaspadai adalah anemia aplastik. Anemia jenis ini jelas berbeda dari anemia pada umumnya, karena tingkatnya lebih berbahaya meskipun jarang terjadi. Anemia aplastik diketahui juga dapat menyerang siapa saja, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa. Biasanya gejalanya ditandai dengan tubuh yang mudah lelah, kulit memucat, perdarahan, sesak napas, lebam pada tubuh, sakit kepala, kulit dan kuku kering, mimisan, hingga jantung berdebar cepat.

Namun, apa sebenarnya yang menyebabkan anemia aplastik ini?

Penyebab Anemia Aplastik

Pada dasarnya, ada dua jenis penyebab anemia aplastik ini. Pertama dari keturunan, dan ada juga karena gangguan sistem imun pada tubuh. Namun, jika dilihat dari seperti apa bisa terjadi, maka anemia aplastik ini terjadi karena adanya kerusakan pada sumsum tulang.

Kelainan pada sumsum tulang ini menyebabkan sel yang membentuk darah normal diganti menjadi sel lemak yang abnormal. Hal ini karena rusaknya sumsum tulang dapat memperlambat hingga mematikan produksi sel darah yang baru. Ketika tubuh tidak bisa meregenerasi produksi darah, komponen sel-sel darah sehat jelas berkurang. Padahal seperti yang kita tahu, darah kita selalu beregenerasi untuk kelangsungan hidup kita.

Terlebih, sel darah terdapat bermacam-macam, mulai dari sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit. Sel darah merah bertugas sebagai pengangkut oksigen serta nutrisi ke seluruh tubuh. Sel darah putih sebagai antibody. Sedangkan trombosit adalah yang mengatur pembekuan darah.

Kamu bisa bayangkan sendiri ketika tidak ada darah yang mengirim oksigen dan nutrisi, tidak ada darah yang melawan kuman penyakit, dan tidak ada sel yang mengatur pembekuan darah. Tubuh akan rusak perlahan.

Faktor yang Meningkatkan Risiko Anemia Aplastik

Selain dari keturunan, ada beberapa faktor risiko seseorang bisa terkena anemia aplastik. Pertama karena terpapar radiasi kemoterapi. Memang benar kita tahu jika kemoterapi adalah upaya untuk membunuh sel kanker. Namun, risiko melakukan kemoterapi adalah ikut terbunuhnya sel-sel lain dalam tubuh, termasuk sumsum tulang belakang.

Selain itu, beberapa bahan kimia beracun juga meningkatkan seseorang terkena risiko anemia aplastik. Contohnya saja benzene yang bisa ditemukan di bensin. Bahkan, obat pembunuh serangga juga ikut berperan meningkatkan risiko ini.

Bagi yang suka minum obat secara berlebihan, ada baiknya mulai sekarang sedikit dikurangi. Sebab, konsumsi obat-obatan tertentu juga dapat meningkatkan risiko penyakit ini. Beberapa antibiotik bisa saja memicu terjadinya anemia ini. Oleh sebab itu, ada baiknya selalu berkonsultasi ke dokter sebelum mengonsumsi obat kimia.

Kemudian, ada juga faktor karena inveksi virus. Contohnya virus hepatiti, HIV, Epstein-Barr, dan juga cytomegalovirus. Contoh-contoh tersebut adalah beberapa virus yang punya pengaruh merusak sumsum tulang belakang, sehingga memicu terjadinya anemia aplastik.

Atau, bisa juga kamu terserang autoimun, di mana sel-sel sehat dalam tubuh terserang dan meningkatkan risiko berbagai macam penyakit.